Situasi Pep Guardiola bersama Manchester City saat ini tampak semakin sulit seiring berjalannya waktu. Setelah serangkaian hasil buruk, kini tim asuhannya tengah mengalami periode terburuk dalam karier manajerialnya yang gemilang. Sejak 1 November, Manchester City tercatat sebagai tim dengan perolehan poin per pertandingan paling sedikit di Premier League. Guardiola pun mengakui bahwa dirinya sendiri tidak cukup baik dan sedang kesulitan menemukan solusi atas masalah yang dihadapi timnya. Lalu, ada apa dengan sang manajer dan timnya? Simak ulasan SBOTOP di bawah ini.
KEGAGALAN DI DERBY MANCHESTER
Kekalahan dalam derby Manchester baru-baru ini menambah panjang daftar kesulitan yang dialami Guardiola. Pada pertandingan tersebut, meski Manchester City sempat unggul berkat gol Josko Gvardiol pada menit ke-36, reaksi Guardiola tetap menunjukkan ketidakpuasan. Gol tersebut datang dari sundulan yang berawal dari umpan silang yang terdefleksi, bukan seperti yang diharapkan Guardiola dengan permainan yang lebih murni. Bahkan setelah Manchester City unggul, Guardiola terlihat cemas, duduk sendiri dengan mata terpejam sambil meneguk air, seakan merasakan ketegangan yang masih menyelimuti.
Kegelisahan Guardiola terbukti beralasan ketika Manchester United berhasil membalikkan keadaan dengan dua gol dramatis di menit-menit akhir. Pada menit ke-88, kesalahan Matheus Nunes memberikan peluang emas bagi Amad Diallo, yang kemudian diakhiri dengan tendangan penalti oleh Bruno Fernandes setelah Nunes melanggar Diallo. Tak lama berselang, pada menit ke-90, sebuah bola panjang dari Lisandro Martinez mengejutkan lini pertahanan Manchester City, di mana Ederson sebagai penjaga gawang tampak berada di posisi yang salah. Diallo pun dengan cepat memanfaatkan situasi tersebut untuk mencetak gol kemenangan.
Kekalahan ini sangat mengguncang, mengingat Manchester City biasanya sangat kuat dalam mempertahankan keunggulan saat sudah memimpin di babak pertama. Sebelum pertandingan ini, Manchester City hanya kalah empat kali dari 105 pertandingan Premier League di kandang setelah memimpin di babak pertama, dengan 94 kemenangan dan tujuh hasil imbang. Namun, dalam derby ini, mereka justru kehilangan keuntungan yang seharusnya bisa dipertahankan.
Guardiola tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya dan melakukan evaluasi keras terhadap diri sendiri. Dalam wawancara setelah pertandingan, dia mengungkapkan dengan tegas bahwa dia merasa tidak cukup baik dalam mengatasi situasi ini dan harus menemukan solusi.
Guardiola mengakui bahwa tim lawan, Manchester United, sangat gigih dan pantas meraih kemenangan tersebut. Dia juga menambahkan bahwa meskipun dalam dua musim terakhir City jarang kalah setelah memimpin di babak pertama, kekalahan ini jelas menjadi tanda bahwa ada yang salah dengan timnya yang perlu segera diperbaiki.
POTONG KESALAHAN DI JENDELA TRANSFER JANUARI
Dalam situasi yang serba sulit ini, Manchester City dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk mendatangkan pemain baru pada jendela transfer Januari mendatang, guna memperbaiki performa mereka dan menyelamatkan musim yang semakin tidak menentu. Meskipun demikian, Guardiola belum memberikan jawaban pasti mengenai langkah tersebut.
Ia mengakui bahwa jika memang dibutuhkan tambahan pemain, maka Manchester City akan bergerak di bursa transfer, meski ia juga mengingatkan bahwa harga pemain di pasar transfer saat ini sangatlah tinggi. Guardiola menegaskan bahwa meskipun klub baru saja mengumumkan pendapatan rekor sebesar 715 juta poundsterling, hal itu tidak serta merta berarti mereka bisa membeli siapa saja yang mereka inginkan, karena prinsip keberlanjutan klub tetap harus diutamakan.
Sementara itu, kemenangan atas Manchester United di Etihad Stadium pada akhir pekan ini dianggap sebagai peluang penting bagi Guardiola untuk mengakhiri spiral buruk yang tengah dialami oleh timnya. Guardiola yang baru saja menandatangani kontrak baru selama dua tahun, tetap optimis bahwa ia akan mampu menyelesaikan krisis ini, meskipun ia mengakui adanya ketidaknyamanan ketika hasil terbaik tidak tercapai.
Sebagai manajer, ia sadar bahwa setiap langkah tim akan terus mendapat sorotan, namun ia merasa tidak tertekan dengan kondisi tersebut. Guardiola menegaskan bahwa ia terus berusaha memberikan yang terbaik, meskipun tim belum bisa tampil konsisten selama 90 menit penuh dalam beberapa pertandingan terakhir. Menurutnya, alasan ketidakkonsistenan tersebut sudah ia ketahui, dan yang perlu dilakukan sekarang adalah terus bekerja keras dan berusaha memperbaiki setiap kesalahan yang terjadi.
Namun, masalah Guardiola semakin bertambah dengan cedera yang dialami oleh Manuel Akanji, bek asal Swiss yang dipastikan absen dalam derby Manchester kali ini akibat cedera panggul. Absennya Akanji menjadi pukulan tambahan bagi Guardiola, karena lini pertahanan Manchester City kini semakin terbebani.
Dalam kondisi seperti ini, kemenangan atas United menjadi sangat penting tidak hanya untuk memperbaiki posisi mereka di liga, tetapi juga untuk mengembalikan kepercayaan diri tim dan meredakan tekanan yang semakin meningkat. Guardiola menyadari bahwa untuk keluar dari situasi ini, tim harus memperbaiki penyelesaian akhir mereka dan mengurangi kesalahan-kesalahan yang sudah sering terjadi, sambil terus bekerja untuk menemukan kestabilan dalam permainan mereka.
PERBAIKAN YANG PERLU DILAKUKAN
Manchester City menghadapi beberapa masalah yang perlu segera dibenahi, baik dalam aspek pertahanan maupun serangan. Salah satunya adalah peningkatan permainan pressing, terutama saat melakukan counter pressing setelah kehilangan bola.
Tim ini tercatat rendah dalam tekanan yang menghasilkan penguasaan bola kembali dan pressing di tengah lapangan. Mengembalikan gaya pressing agresif yang pernah diterapkan oleh Guardiola dapat membantu mengendalikan serangan balik lawan dan meningkatkan penguasaan serta dominasi wilayah.
Di sisi serangan, Manchester City perlu memperbaiki kreativitas di area sayap. Guardiola telah sering menempatkan winger terlalu dekat dengan striker Erling Haaland, mengakibatkan kurangnya variasi dalam serangan dari sayap. Mengembalikan winger tradisional yang lebih lebar seperti Jeremy Doku dan Jack Grealish dapat menjadi solusi. Mereka dapat menciptakan ruang dengan melakukan penetrasi hingga garis belakang dan memberikan dukungan untuk gol-gol dari sayap.
Selain itu, posisi bek kanan juga perlu dipertimbangkan ulang. Kyle Walker kesulitan memberikan dampak menyerang, sedangkan Rico Lewis yang biasa dimainkan sebagai gelandang tengah seharusnya diberi kesempatan sebagai bek kanan yang lebih menyerang, untuk memberikan variasi dan dukungan pada permainan sayap. Akhirnya, meskipun Haaland adalah pencetak gol utama, gaya bermainnya yang lebih statis bisa menjadi hambatan bagi fluiditas permainan tim. Mengistirahatkan Haaland dan mencoba formasi dengan “false nine” seperti Phil Foden bisa membantu mengembalikan permainan penguasaan bola yang lebih dinamis. Ini juga dapat memaksa pemain lain untuk meningkatkan performa dan mengurangi ketergantungan pada Haaland, yang saat ini mencetak sebagian besar gol tim.
●●●
Kunjungi halaman blog kami untuk membaca berita SEPAK BOLA dan informasi pasaran taruhan
Selalu menjadi yang terdepan dalam mendapatkan informasi seputar olahraga dan bursa taruhan