Masa Depan Cerah Eduardo Camavinga
Eduardo Camavinga mulai medapatkan menit bermain yang cukup di La Liga 2022/203, bahkan bisa dibilang ia sudah bisa mendapatkan tempat di line up Real Madird. Walaupun bermain di bek kiri, menggantikan Mendy yang cedera, namun performa Camavinga sangat luar biasa, padahal dalam sebuah sesi wawancara, dia mengaku tidak terlalu suka bermain di posisi full bek kiri.
Sebelum ada di posisi seperti sekarang, hidup Camavinga dulu sangat jauh dari apa yang ia alami sekarang. Camavinga lahir di Miconje, sebuah komunitas kecil di sebuah kamp pengungsi di Angola. Ibunya terpaksa harus melarikan diri dari peperangan di Republik Congo sehingga menetap sementara di kamps pengungsian. Setahun setelah ia lahir, keluarga nya memutuskan pindah dan menetap di Fougeres, sekitar 50 kilometer timur laut Rennes, Prancis.
Camavinga merupakan anak ketiga dari enam bersaudara, Camavinga kecil sebenarnya menggeluti olahraga Judo karena paksaan dari sang Ibu, namun dari olahraga tersebut ia sering kali menghancurkan barang apapun yang ia lihat. Lalu sang Ayah membawa Camavinga bermain sepak bola bersama klub sederhana di Drapeau Fougeres. Dari klub sederhana itu ia bisa berada di Real Madrid sekarang
Pada tahun 2013, usia Camavinga 13 tahun dan penandatangannya ke klub Rennes hampir batal. Sebabnya pada saat itu, rumahnya terbakar, namun melalui sumbangan pemerintah, keluarga Camavinga bisa menerima bantuan. Sehari setelah kejadian menahaskan tersebut, Camavinga langsung berlatih seharian dan ia mengaku sepak bola membantunya untuk rileks, setidaknya sedikit melupakan apa yang sedang ia dan keluarganya alami pada saat itu.
Perkataan Ayahnya Menjadi Kenyataan
Insiden kebakaran rumah, membuat Camavinga dan keluarganya sangat terpukul. Namun sang Ayah, Celestino memberikan pesan kedapada Camavinga bahwa ia akan sukses menjadi pemain sepak bola dan dengan mudah akan membangun rumahnya kembali. Dengan perkataan tersebut, Camavingan termotivasi dan semakin giat berlatih sepak bola di akademi Rennes.
Perkataan ayahnya mulai menjadi kenyataan, pada usia 16 tahun Camavinga promosi ke tim ke dua klub Prancis tersebut. Secara mengejutkan Camavinga mengalami progress yang sangat baik, dia terus bemain secara apik. Alhasil pada tahun 2019 ia berhasil masuk ke tim utama Rennes.
6 April 2019 menjadi debut Camavinga di kasta liga tertinggi Prancis, kala itu Rennes bersua Angers. Camavinga memecahkan rekor pemain debutan paling muda di Liga 1 dengan usia 16 tahun 4 bulan 27 hari. Ia mengalahkan rekor pemain debut muda yang dipegang Mbappe saat membela Monaco. Pada 15 Desember 2019, dia mencetak gol pertamanya ke gawang Lyon. Camavinga hanya butuh satu menit untuk gol debutnya, gol tersebut juga mengantkan kemenangan untuk timnya, Rennes.
Total ia bermain dalam 88 permain di Liga 1 bersama Rennes dengan catatan 2 gol dan 5 assist. Lewat catatan impressive nya tersebut, ia dipanggil tim nasional Prancis, dan melakukan debutnya pada September 2020. Ia juga berhasil mencetak gol debut untuk tim ayam jantan kala besua Ukraina dalam pertandingan persahabatan.
Mewujudkan Impian dengan bergabung dengan Real Madrid
Pada Agustus 2021, Real Madrid secara mengejutkan menebus Camavinga dari Rennes dengan harga 31 juta euro. Perkataan Ayahnya akhirnya menjadi kenyataan setelah ia memutuskan bergabung dengan klub paling sukses di dunia tersebut.
Di musim pertamanya di Real Madrid, ia langsung memboyong empat trofi sekaligus. Champions League, La Liga, Spanish Super Cup dan European Super Cup adalah trofi yang ia menangkan pada musim pertamanya di Real Madrid. Walaupun harus masih turun dari bangku cadangan, Camavinga sangat berkontribusi untuk kesuksesan Real Madrid, khususnya ia menambal lubang di lini tengah yang diisi trio Modric, Casemiro dan Kroos.
Untuk catatan tim nasional, ia meraih trrofi EUFA Nations League bersama Prancis. Pada usia 19, Camavinga sudah bergelimang trofi dan hal tersebut merupakan buah dari kerja keras Camavinga.
Pada musim pertamanya di Real Madrid ia mencatatkan 46 pertandingan dengan raihan dua gol dan dua assist. Ia belajar sangat dalam dari gelandagn senior kelas dunia, Toni Kroos dan Luka Modric. Pada musim ini pun ia mempunyai duet sepadan di lini tengah dan berasl dari negara yang sama yaitu, Tchouameni.
Pada musim ini, Camavinga semakin menunjukan kualitasnya. Alih-alih menambal lubang yang ditinggalkan Casemiro, Camavinga malah di plot di sisi kiri pertahahan Real Madrid yang sebelumnya diisi Mendy. Bek kiri Prancis tersebut mengalami cedera yang harus membuatnya absen lama dari lapangan hijau, Real Madrid sempat kewalahan karena tidak mendapatkan pengganti yang sepadan, namun ternyata jawaban ada pada diri Camavinga.
Seorang wartawan bertanya pada Camavinga mengenai posisi bek kiri yang mulai rutin ia tempati, namun ia dengan sedikit bercanda menyatakan bahwa ia benci bermain di posisi tersebut dan ingin bermain di lapangan tengah. Tchouameni justru yang di plot bermain di tengah untuk menggantikan Casemiro yang hengkang ke Manchester United.
Walaupun bermain bukan di posisi aslinya, kualitas Camavinga tidak berkurang sama sekali, terbaru pada saat melawan Manchester City di Semi final Champions League. Ia membuat Bernardo Silva frustasi karena gagal melewatinya di posisi kiri pertahanan Real Madrid. Selain itu, berbekal dribel yang memukau, ia juga menyumbang assist untuk gol Vinicius di laga tersebut.
Diusia yang masih 20 tahu, Camavinga sudah mendapatkan major trofi dan mendapatikan tempat di klub besar Real Madrid serta tim nasional Prancis, yang membuat dia sebagai pemain muda spesial adalah ia bisa bermain di posisi yang bukan merupakan posisi aslinya dengan kualitas sama baiknya. Walaupun pada musim ini jalan Real Madrid tidak begitu mulus. Namun Camavinga siap menatap masa depan cerah, meninggalkan luka masa lalu di kamp pengungsian dan insiden kebakaran rumah.
●●●
Kunjungi halaman blog kami untuk membaca berita SEPAK BOLA dan informasi pasaran taruhan
Selalu menjadi yang terdepan dalam mendapatkan informasi seputar olahraga dan bursa taruhan